Upaya Lestarikan Alam, SEPAKAT Bombana Juga Ajarkan Siswa SD Pentingnya Menjaga Lingkungan
BOMBANA – Bukan hanya siswa SMP, Seniman Pemuda Kreatif (SEPAKAT) Bombana juga sasar anak Sekolah Dasar (SD) untuk menyebarkan pengetahuan pentingnya literasi lingkungan untuk kelestarian alam kearifan lokal di wilayah Kabupaten Bombana, Sulawesi Tenggara.
Usai mengedukasi siswa SMP, Sepakat Bombana bergerak menuju SD 61 yang terletak di Desa Wumbubangka, Kecamatan Rarowatu Utara, pada Senin 18 September 2023. Di sekolah tersebut, para seniman Bombana yang peduli terhadap kelestarian budaya lokal dan lingkungan ini memberikan pemahaman kepada para siswa SD di sekolah tersebut akan pentingnya menjaga lingkungan sekitar.
Di sekolah itu, SEPAKAT Bombana ajarkan siswa menanam pohon di lingkungan sekolah untuk menjaga kelestarian lingkungan.
Kepada Infotenggara.com, Ketua SEPAKAT Bombana, Heryan Powatu bilang, dalam pengetahuan ekologi tradisional masyarakat Moronene, terkait konservasi hutan tertera dalam pengenalan akan wilayah adat. Sebab ada hutan yang dapat diolah atau dimanfaatkan dan ada yang tidak.
“Inalahi pue (tidak boleh dieksploitasi/diolah) ini salah satu bentuk perlindungan hutan untuk menjaga keanegaragaman hayati yang ada didalam hutan. Inalahi popalia (tidak boleh dieksploitasi/diolah,” jelas Haryan Powatu.
Selain itu kata pria akrab disapa Hery ini, Inalahi Peuma (hutan yang dapat diolah atau hutan pemanfaatan perkebunan/perladangan)
Inilah popalia dan inilah pue tidak dapat berubah status menjadi hutan pemanfaatan. berbeda dengan konsep kepemerintahan sekarang, dimana hutan lindung dapat berubah status menjadi hutan produktif yang dapat memberi peluang bagi para investor pertambangan yang merusak lingkungan.
“Bahkan dalam melakukan perburuan dalam hutan perburuan masyarakat Moronene dalam menjaga ekosistem hutan adat, memiliki aturan adat dalam perburuan yakni tidak diperbolehkan untuk mengambil hewan buruan yang masih mudah dan hewan buruan yang sedang mengandung. Hal tersebut untuk menjaga populasi buruan dan keberlanjutan kebutuhan,” ungkapnya.
Inalahi popalia merupakan hutan ternyaman bagi hewan-hewan, sehingga hewan yang berada di tempat tersebut dapat dilindungi dan hutan tersebut dapat menjadi subur sehingga dalam hutan tersebut banyak terdapat tumbuhan obat-obatan.
Sementara itu Sekretaris SEPAKAT Bombana, Agung Wahyudi menambahkan, kegiatan ini merupakan gagasan yang lahir dari kesadaran dan merupakan bentuk komitmen dan keseriusan dalam membenahi kerusakan lingkungan di wilayah penghasil emas itu.
Melalui upaya-upaya penghijauan atau reboisasi dan mengedukasi siswa/siswi sejak dini akan menjadi bekal pengetahuan literasi lingkungan. Menurut Agung, terkait lingkungan, harus menjadi perhatian yang serius bagi pemerintah daerah maupun pusat dengan melakukan tindakan membatasi aktivitas pertambangan dan menegaskan setiap perusahaan pertambangan untuk melakukan upaya reboisasi.
Sebagai informasi, kegiatan tersebut merupakan Literasi Lingkungan berbasiskan kearifan lokal Moronene. Giat tersebut juga merupakan kegiatan kemitraan Pemda, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan, RIHN (Lembaga Riset Jepang) dan Kampus Tri Tunas Iteks Makassar.